MAKALAH
Administrasi Kurikulum Dan Perkembangan Kurikulum
DosenPengampu
:
Dr. Moch. Rifa’i, S.Ag., M.Pd.
Di
Susun oleh :
FarisyAqimudin
(15141204)
Bagas Ilham Pambudi (15141235)
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
IKIP
PGRI MADIUN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat
Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah
ini dapat berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai “Administrasi Kurikulum dan Perkembangan
Kurikulum”
yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan .
Makalah ini dibuat, juga tidak lepas
dari bantuan beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama pengerjaan makalah ini. Oleh karena itu, diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Disadari pula bahwa masih terdapat
banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu mohon maaf
apabila masih terdapat kesalahan serta mohon saran serta kritik yang
konstruktif yang diharapkan dapat menyempurnakan makalah selanjutnya. Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Madiun, 30 mei 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A.
Latar
Belakang........................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB 2
PEMBAHASAN................................................................................................................... 2
A.
Pengertian
Administrasi............................................................................................. 2
B.
Pengertian
Administrasi Kurikulum........................................................................... 2
C.
Proses
Administrasi Kurikulum................................................................................. 3
1.
Perencanaan......................................................................................................... 3
2.
Pelaksanaan.......................................................................................................... 4
3.
Pengawasan.......................................................................................................... 5
4.
Evaluasi................................................................................................................ 6
D.
Peran
Guru dalam Administrasi Kurikulum............................................................... 6
E.
Proses
Perkembangan Kurikulum.............................................................................. 8
F.
Langkah
– langkah dalam Pengembangan Kurikulum............................................... 8
G.
Model
Pengembangan Kurikulum............................................................................. 9
1.
Model
Tyler.......................................................................................................... 9
2.
Model
Hilda Taba................................................................................................ 10
3.
Model
Oliva......................................................................................................... 11
4.
Model
Beaucham................................................................................................. 12
BAB 3
PENUTUP............................................................................................................................. 13
A.
Kesimpulan................................................................................................................ 13
B.
Saran
......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Salah
satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah
aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,
sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang
bermutu atau berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang
pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan
bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap
dalam memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.
Salah
satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan
bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah
perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang dikembangkan
secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan
misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian administrasi kurikulum ?
2. Bagaimana proses administrasi kurikulum ?
3. Peran Guru dalam administrasi kurikulum ?
4. Bagaimana proses perkembangan kurikulum ?
5. Berapa macam model pengembangan kurikulum ?
6. Apa langkah pengembangan kurikulum ?
C.Tujuan
1. Menjelaskan pengertian kurikulum
2. Menjelaskan proses administrasi kurikulum
3. Menjelaskan peran Guru dalam administrasi kurikulum
4. Menjelaskan proses perkembangan kurikulum
5. Menjelaskan berberapa model pengembangan kurikulum
6. Menjelaskan langkah pengembangan kurikulum
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Administrasi
Administrasi dalam pengertian secara harfiah,kata “administrasi”berasl dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare.kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris yang berarti “ke”atau”kepada”.Dan kata ministrare sam artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti”melayani,membantu dan mengarahkan”.Dalam bahasa inggris to administer berarti pula”mengatur,memelihara dan mengarahkan”.
Jadi kata”administrasi” secara harfiah dapat di artikan
sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,malayani,mengarahkan atau
mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.
B. Pengertian Administrasi
kurikulum
Admistrasi kurikulum merupaka
seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersunggu-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi bekalajar
mengajar secara efektif dan efesien demi membatu tercapinya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Sebagaimana telah di utarakan di
atas bahwa sesungguhnya dalam pengelolaan manajemen pendidikan focus dari
segala usahanya adalah terletak pada PBM . hal ini Nampak jelas bahwa
pada hakikatnya segala upaya dan kegiatn yang di laksanakan di sekolah/lembaga
pendidikan senantiasa di arahkan pada suksenya PBM. Suksesnya pbm
dapat di tunjang oleh sarana dan prasarana pendidikan anggaran/biaya, tata
laksana, organisasi, serta husemas, termasuk pula supervis yang mantap.
C. Proses
Administrasi Kurikulum
1.
Perencanaan
Perencanaan
kurikulum sebagian besar dilaksanakan dan ditentukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional ditingkat pusat. Ini berarti bahwa ditingkat daerah dan sekolah tidak
ada perencanaan kurikulum. Perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut:
a.
Penyusunan, program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas:
1)
Landasan, program dan pengembangan kurikulum,
2)
Garis-garis besar program pengajaran, dan
3)
Pedoman pelaksanaan kurikulum.
b.
Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan
kalender pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran,
penyusunan program pengajaran dan pedoman penyusunan persiapan pengajaran.
Perencanaan
kurikulum yang akan digunakan di sekolah seperti kurikulum tingkat satuan
pendidikan harus berlandaskan kepada Pancasila sebagai falsafah negara dan
Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk merumuskan kurikulum hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip umum
yang berlaku dalam pengembangan dan perumusan kurikulum itu sendiri yaitu:
a.
Prinsip relevansi,
b.
Prinsip efektifitas,
c.
Prinsip efisiensi,
d.
Prinsip continuitas dan,
e.
Prinsip fleksibelitas.
Di samping itu,
perencanaan kurikulum yang dilakukan ditingkat daerah juga meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan kurikulum seperti penyusunan kelender pendidikan untuk
setiap tahun ajaran pada masing-masing daerah. Penyusunan kalender pendidikan
dimaksudkan agar terdapat pembakuan pelaksanaan kegiatan di sekolah, sehingga
setiap kepala sekolah dapat mengadakan perencanaan dan pengaturan secara cermat
terhadap kegiatan di sekolah yang dipimpinnya.
Kalender
pendidikan antara lain berisikan:
a.
Permulaan tahun ajaran,
b.
Penerimaan siswa barudan persiapan tahun ajaran baru,
c.
Kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah,
d.
Hari belajar efektif di sekolah,
e.
Upacara-upacara sekolah,
f.
Hari-hari libur sekolah baik libur umum, libur khusus maupun libur semester
atau catur wulan,
g.
Ulangan semester atau catur wulan, UNAS,
h.
Pengisian, pembagian rapor dan kenaikan kelas dan
i.
Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.
Dalam
melaksanakan kalender pendidikan wajib memperhatikan prinsi-prinsip operasional
kegiatan sekolah antara lain:
a.
Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektifitas dan efisiensi
pendidikan.
b.
Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang
relevan.
c.
Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan kegiatan kurikuler dan
ekstra kurikuler merupakan satu keseluruhan yang integratif.
d.
Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan efektifitas
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.
2.
Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:
a.
Penyusunan Program Pengajaran Semesteran/Caturwulan
Tujuan
penyusunan program pengajaran semesteran atau caturwulan ini adalah untuk:
1)
Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses belajar
mengajar.
2)
Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat dilakukan
secara bertahap dan tepat.
Fungsi program
pengajaran semester atau caturwulan ini adalah:
1)
Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu semesteran dan
caturwulan
2)
Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru.
Langkah-langkah
yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran semester/caturwulan yaitu:
1)
Mempelajari GBPP mata pelajaran yang dibina.
2)
Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP menjadi beberapa
satuan bahasan.
3)
Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selam satu
semester/caturwulan.
4)
Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selam satu
semeter/caturwulan dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan.
5)
Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai dengan
hari efektif sekolah.
6)
Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan banyaknya minggu
efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.
b.
Penyusunan persiapan mengajar yang akan digunakan dan dipedomani oleh guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
c.
Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
d.
Kegiatan Kokurikuler dan Ekstra Kurikuler
3.
Pengawasan
Pengawasan
identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan. Sedangkan dalam kamus
Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan penjagaan, jadi pengawasan
berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik. Menurut winardi, pengawasan
adalah semua aktivitas yang dilaksankan oleh pihak manajer dalam upaya
memastikan bahwa hasil aktual sesuai
dengan hasil yang direncanakan.
Pengawasan adalah fungsi administratif bagi setiap administrator untuk
memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Pengawasan
itu meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang
dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang
ditetapkan.
Menurut Simbolon (2004: 62) Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif)
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dari pengawasan,
Simbolon (2004: 62) mengemukakan bahwa, fungsi dari pengawasan yaitu:
a.
Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
b.
Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan.
c.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan
kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
d.
Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan
tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
4.
Evaluasi
a.
Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil
belajar merupakan suatu kegiatan uang dilakukan guna memberikan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar yang telah dicapai siswa. Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar
adalah:
1)
memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujaun untuk memperbaiki
cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta
menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
2)
memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar
dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas pelajaran.
3)
menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian laporan
kepada orang tu, penentuan kenaikan kelas, dan kelulusan siswa.
b.
Evaluasi program pengajaran
Evaluasi
program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta faktor-faktor yang
mendukung atau menghambat keberhasilan program tersebut.
D. Peran Guru dalam
Administrasi Kurikulum
Guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah.Sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan jumlah dan mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah inilah peran guru sangat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengkoordinasian,
pengarahan, pengorganisasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Disitulah guru harus aktif memberikan sumbangan maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif artinya pekerjaaan yang didasarkan atas kerjasama dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.
Berikut akan diuraiakan dan dijelaskan kegiatan administrasi pendidikan sekaligus peranan guru dalam administrasi pendidikan.
1. Administrasi Kurikulum.
Menurut Prof. Soetjiptodan Drs.
Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:148) bahwa kurikulum merupakan seperangkat bahan pengalaman belajar siswa dengan segala pedoman pelaksanaanya yang tersusun secara sistematik dan dipedomani oleh sekolah dalam kegiatan mendidik siswanya”.
2. Administrasi Kesiswaan
Menurut Prof. Soetjiptodan Drs.
Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan
(1999:165) bahwa administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa disuatu sekolah dimulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa disekolah,
sampai dengan siswa mernamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
3. Administrasi Kesiswaan
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung yang sesui dengan tujuan kurikulum. Dalam mengelola fasilitas agar bermanfaat yang tinggi diperlukan aturan yang jelas serta pengetahuan dan keterampilan personel sekolah dalam administrasi sarana dan prasarana tersebut.
4. Administrasi personal
Menurut Prof. Soetjiptodan Drs.
Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:175) personal pendidikan adalah golongan petugas
yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan non edukatif
(ketatausahaan).
Personel bidang edukatif adalah mereka yang bertanggungjawab dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan konselor (BK).
E. Proses
Perkembangan Kurikulum
Perkembangan
kurikulum adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang
harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Persoalan mengembangkan
kurikulum bukan merupakan hal yang sederhana dan mudah.menentukan isi atau
muatan kurikulum dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai, sedangkan
menentukan tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan persoalan system
nilaindan kebutuhan masyarakat.
Dalam
pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama, yakni ;
1. Pedoman
Kurikulum meliputi
-
Latar belakang yang berisi rumusan
falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran ,
rasional bidang studi atau mata kuliah,
struktur organisasi bahan pelajaran
-
Silabus yang berisi mata pelajaran
secara lebih terinci yang diberikan yakni scope (luang ringkup) dan
sequence-nya (urutan pengajian)
-
Desain evaluasi termasuk strategi revisi
atau perbaikan kurikulum.
2. Pedoman
instruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan silabus.
Pedoman kurikulum disusun untuk
menentukan dalam garis besarnya;
-
Apa yang akan diajarkan (ruang lingkup,
scope)
-
Kepada siapa diajukan.
-
Apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa.
-
Dalam urutan yang bagaimana (sequence)
F.
Langkah – Langkah Dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam
garis besarnya kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;
1. Kumpulkan
keterangan mengenai factor-faktor yang turut menentukan kurikulum serta latar
belakangnya.
2. Tentukan
mata pelajaran atau mata kuliah yang akan diajarkan
3. Rumuskan
tujuan tiap mata pelajaran
4. Tentukan
hasil belajar yang diharapkan dari siswa dalam tiap mata pelajaran.
5. Tentukan
topik-topik tiap matapelajaran.
6. Tentukan
syarat-syarat yang dituntut dari siswa.
7. Tentukan
bahan yang harus dibaca oleh siswa.
8. Tentukan
strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumber /alat peraga
proses belajar mengajar.
9. Tentukan
alat evaluasi hasil belajar siswa serta skala penilaiannya.
G. Model Pengembangan Kurikulum
Model
pengembangan kurikulum merupakan proses untuk membuat keputusan dan untuk
merevisi suatu program kurikulum. Berikut ini akan dipaparkan beberapa model
pengembangan kurikulum yang telah dikemukakan oleh para ahli kurikulum antara
lain;
1.
Model
Tyler
Model Tyler menekankan
pada bagaimana merancang suatu kurikulum disesuaikan dengan tujuan dan misi
suatu institusi pendidikan. Ada empat hal yang dianggap untuk mengembangkan
suatu kurikulum.
a. Hubungan
dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai
b. Berhubungan
dengan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
c. Berhubungan
dengan pengorganisasian pengalaman belajar
d. Berhubungan
dengan pengembangan evaluasi
Dalam pengembangan kurikulum, tujuan
merupakan langakah pertama dan utama yang harus dikerjakan. Merumuskan tujuan
kurikulum, sebenarnya sangat bergantung kepada teori dan filsafat pendidikan
serta model kurikulum yang dianut. Bagi pengembangan kurikulum yang lebih
berorientasi kepada disiplin ilmu maka penguasaan berbagai konsep dan teori,
merupakan sumber utama tujuan kurikulum.
Pengalaman belajar adalah segala
aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar
bukanlah isi atau materi pelajaran dan bukan pula aktivitas guru memberikan
pelajaran. Pengalaman pelajaran mengacu pada aktivitas siswa di dalam proses
pembelajaran.
Ada beberapa prinsip dalam menentukan
pengalaman belajar siswa;
a.
Pengalaman
belajar siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
b.
Setiap
pengalaman belajar harus memuaskan.
c.
Setiap
perancangan belajar seharusnya melibatkan siswa.
d.
Satu
pengalaman belajar dapat mencapai berberapa tujuan yang berbeda beda.
2. Model
Hilda Taba
Model Hilda
Taba lebih menitik beratkan tentang bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai
pengembangan suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.
Pada prinsipnya terdapat lima langkah
perkembangan kurikulum antara lain;
a. Menghasilkan
unit-unit percobaan melalui langkah-langkah berikut;
1.
Mendiagnosis kebutuhan
2.
Memformulasikan tujuan
3.
Memilih isi
4.
Mengorganisasikan isi
5.
Memilih pengalaman belajar
6.
Mengorganisasikan pengalaman belajar
7.
Menentukan alat evaluasi serta prosedur
yang harus dilakukan siswa
8.
Menguji keseimbangan isi kurikulum
a. Menguji
coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan
kelayakan penggunaannya.
b. Merevisi
dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh
dalam uji coba.
c. Mengembangkan
keseluruhan kerangka kurikulum.
d. Implementasi
dan diseminasi kurikulum yang telah teruji.
3.
Model
Oliva
Menurut Olivia suatu model kurikulum
harus bersifat sederhana, komprehensif dan sistematik. Langkah-langkah yang
dikembangkan dalam kurikulum model ini terdiri atas 12 komponen yang satu sama
lain saling berkaitan.
a. Menetapkan
dasar filsafat yang digunakan dan pandangan tentang hakikat belajar dengan
mempertimbangkan hasil analisis kebutuhan umum siswa dan kebutuhan masyarakat.
b. Menganalisis
kebutuhan masyarakat tempat sekolah itu berada, kebutuhan khusus siswa dan
urgensi dari disiplin ilmu yang harus diajarkan.
c. Merumuskan
tujuan umum kurikulum yang didasarkan kepada kebutuhan seperti yang tercantum
pada langkah sebelumnya.
d. Merumuskan
tujuan khusus kurikulum yang merupakan penjabaran dari tujuan umum kurikulum.
e. Mengorganisasikan
rancangan implementasi kurikulum.
f. Menjabarkan
kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan umum pembelajaran.
g. Merumuskan
tujuan khusus pembelajaran.
h. Menetapkan
dan menyeleksi strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
i.
Menyeleksi dan menyempurnakan teknik
penilaian yang akan digunakan.
j.
Mengimplementasikan strategi
pembelajaran.
k. Mengevaluasi
pembelajaran.
l.
Mengevaluasi
kurikulum.
Model
yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam 3 dimensi;
a. Bisa
digunakan untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus
seperti bidang studi tertentu disekolah, baik.
b. dalam
tataran perencanaan kurikulum maupun dalam proses pembelajaran.
c. Bisa
digunakan untuk membuat keputusan dalam merencanakan suatu program kurikulum.
d. Bisa
digunakan dalam mengembangkan program pembelajaran secara lebih khusus.
4.
Model Beaucham
Beaunchamp
mengemukakan lima langkah dalam proses pengembangan kurikulum, seperti berikut;
a. Menetapkan
wilayah atau area yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum.bisa terjadi
hanya satu sekolah, satu kecamatan, kabupaten, atau mungkin tingkat provinsi
dan tingkat nasional.
b. Menetapkan
pihak-pihak yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum.
Pihak-pihak
yang harus dilibatkan itu terdiri dari para ahli/spesialis kurikulum, para ahli
pendidikan termasuk para guru ang dianggap berpengalaman, para professional
lain dalam bidang pendidikan seperti (pustakawan, laboran, konsultan
pendidikan) dan para professional dalam bidang lain beserta para tokoh
masyarakat (politikus, industriawan, pengusaha) dalam proses pegembangan
kurikulum, semua kelompok yang terlibat itu perlu mendapat informasi tentang
tugas dan perannya secara jelas.
c. Menetapkan
prosedur yang akan ditempuh. Yang meliputi merumuskan tujuan umum dan tujuan
khusus, prosedur selanjutnya dilaksanakan dalam 5 langkah; (1). Membentuk tim
pengembangan kurikulum. (2). Melakukan penilaian terhadap kurikulumyang sedang
berjalan. (3). Melakukan studi atau penjajakan tentang penentuan kurikulum
baru, (4). Merumuskan kriteria dan
alternatif pengembangan kurikulum. (5). Menyusun dan menulis kurikulum yang
dikehendaki.
d. Implementasi
kurikulum. Tahap ini perlu dipersiapkan secara matang berbagai hal yang dapat
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap efektivitas penggunaan
kurikulum seperti pemahaman guru tentang kurikulum, sarana atau fasilitas yang
tersedia, dan menejemen sekolah.
e. Melaksanakan
evaluasi kurikulum yang menyangkut; 1). Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum
oleh guru-guru disekolah. 2). Evaluasi terhadap
desain kurikulum. 3). Evaluasi keberhasilan anak didik, dan 4) . Evaluasi sistem kurikulum.
BAB
3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika merujuk pada pengertian
administrasi secara sederhana sebagai kegiatan mengarahkan, maka istilah
administrasi kurikulum menekankan pada upaya bagaimana mengarahkan kurikulum
sehingga kurikulum dapat dilaksanakan secara tepat dalam berbagai kegiatan
pendidikan. Seperti di ketahui, kurikulum mengandung rencana kegiatan yang akan
dilakukan selama proses belajar mengajar. Kurikulum seharusnya tidak hanya
berfungsi sebagai panduan, tetapi kurikulum juga sebagai instrument dalam
meramalkan keadaan masa datang. Dengan demikian, kurikulum memiliki peran sentral
dalam mengarahkan capaian tujuan dan sasaran pendidikan.
Jadi kegiatan dalam administrasi
kurikulum adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan
mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrument
dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
administrasi, kurikulum kemudian di kembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya
kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang di harapkan. Setidaknya,
kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar
terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik
pula.
B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan
makalah ini, oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberi
kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kepada Allah jualah penulis menyerahkan diri serta memohon taufik dan
hidayah-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Syahril, 2009, Profesi Kependidikan, Padang: UNP PRESS.
Soetjipto, 2009, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.
Drs.M.Ngalim
Purwanto,Mp, 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Prof.Dr.H Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia.
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Kencana.
Dr.Rusman,M.Pd., 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Drs.B.Suryosubroto, 2004, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta.
Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.
Prof.Dr.H Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia.
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Kencana.
Dr.Rusman,M.Pd., 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Drs.B.Suryosubroto, 2004, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta.
Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.
Hamalik , Oemar, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Hernawan ,Asep Herry,2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar